Sunday, January 24, 2016

Cara Mengatasi Masalah melalui Entrepreneur

Kompetensi Dasar 7
Mengenali Cara Mengatasi Masalah melalui penerapan Entrepreneurship

1.      Mengubah masalah menjadi peluang sukses
Berdasarkan bebrbagai definisi entrepreneur tersebut di atas, jelaslah bahwa seorang entrepreneur adalah seorang yang mampu mengubah masalah menjadi peluang kesuksesan. Seorang anggota jemaat atau orang Kristen tidak dapat terhindar dari masalah sebagaimana yang dialami orang non Kristen. Ada beragam masalah yang selalu terjadi dalam kehidupan manusia, termasuk kehidupan orang Kristen. Dalam menghadapi masalah tersebut, seorang entrepreneur Kristen  menjadikannya sebagai peluang untuk meraih kesuksesan. Jika demikian apa yang dimaksud dengan masalah dan bagaimana mengubah masalah menjadi peluang kesuksesasan dapat diperhatikan dalam teori berikut ini.
Menurut Peter F. Drucker dalam website zainal Hakim menyatakan, masalah dapat timbul akibat ketidakserasian atau suatu penyimpangan, artinya suatu ketidaksesuaian antara yang ada dengan yang “seharusnya” atau antara yang ada dengan yang diasumsikan setiap orang. Dengan kata lain, masalah diartikan sebagai sebuah kumpulan kesulitan ataupun pertanyaan yang perlu diselesaikan, dihadapi, dan membutuhkan jawaban secara pasti. [1]
Kebenaran prinsip yang dikemukakan dalam pendapat Peter F. Drucker tentang masalah tidak dapat disangkal terjadi juga dalam gereja. Ada masalah dalam kehidupan anggota gereja, khususnya masalah dalam kesuksesasan finansial dan masalah-masalah yang non financial, seperti kemampuan merintis pelayanan, masalah-masalah yang berhubungan dengan kerohanian jemaat. Masalah financial anggota gereja dapat juga mempengaruhi kesuksesasan financial gereja. Gereja yang hanya terbatas pada financial yang terbatas pada persembahan anggota jemaat. Ini merupakan beberapa masalah yang perlu diselesaikan melalui pengembangan semangat jiwa entrepreneur anggota gereja. Untuk mengatasi masalah diperlukan usaha.
Menurut Geoffrey G. Meredith (1992) usaha adalah tindakan yang diarahkan dengan menggunakan kekuatan untuk menuju pada pencapaian tujuan tertentu. Usaha diartikan pula sebagai aktivitas-aktivitas yang berkelanjutan dan terus menerus mengalami peningkatan dari aktivitas awal untuk menuju suatu titik pencapaian akhir. Namun dalam dunia bisnis, usaha diartikan sebagai jumlah atau kualitas dari suatu bidang pekerjaan yang menghasilkan suatu output dari pemanfaatan sejumlah input. [2]
Dengan demikian dapat diartikan bahwa masalah usaha adalah suatu kesulitan pada dunia kerja atau bisnis yang terjadi akibat adanya perbedaan antara apa yang diharapkan dengan apa yang telah terjadi sehingga menuntut para pelaku bisnis (pekerja) untuk menyelesaikan kesulitan tersebut dengan sejumlah kekuatan yang dimilki secara maksimal. [3] 
Para wirausahawan hendaknya dapat menganalisis masalah dengan mengumpulkan data-data, mengolahnya, dan menarik kesimpulan dari penganalisisan tersebut. Pemecahan masalah dan cara penyelesaiannya dalam usaha atau bisnis sebenarnya tidak begitu sukar jika seorang wirausahawan sudah banyak pengalaman di dalam lingkungan usaha atau bisnisnya. Jika persoalan-persoalan sudah ditentukan dan semua informasi serta data-data masalah sudah dikumpulkan, seorang wirausahawan harus mengidentifikasi semua cara pemecahan masalah yang dapat dilaksanakan. Seorang wirausahawan harus memandang sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang dan mencari cara baru untuk memecahkan masalahnya. Jika kelompok karyawan perusahaan mengurangi jumlah masalahnya, di sini wirausahawan harus mempertimbangkan masalahnya agar menjadi luas dan mendalam. Jika seorang wirausahawan di dalam usaha atau bisnisnya berniat untuk meninjau lagi semua pemecahan masalah yang mungkin terdapat di dalam daftar, maka beberapa pemecahan itu dapat digabungkan, sedangkan pemecahan masalah yang lainnya dapat dikesampingkan. [4]
Berdasarkan masalah dikemukan di atas, seorang entrepreneur berusaha mengubah masalah tersebut menjadi peluang kesuksesasan. Untuk mencapai maksud ini dibutuhkan kepemimpinan. Kepemimpinan selalu berhubungan dengan situasi tertentu. Situasi yang terjadi di Indonesia yakni adanya kesulitan mencari kerja perlu dibaringi dengan kemampuan menciptakan peluang kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi dibutuhkannya kepemimpinan entrepreneur Kristen dapat dipahami dalam uriaian berikut ini.
2.    Kreativitas
Kreatifitas dan inovasi adalah cirri khas entrepreneur. Kreatifitas dan inovasi adalah kemampuan yang Tuhan anugerahkan dalam diri manusia sehingga manusia mampu memelihara dan mengusahakan lingkungan di mana manusia berada dan berinteraksi. Melalui kreatifitas tersebut mansia mampu mengubah tantangan/kesulitan hidup menjadi peluang meraih kesuksesan. Mulculnya kreativitas berhubungan dengan konteks yang dihadapi manusia. Dalam hal ini kepemimpinan entrepreneur Kristen di Indonesia dibutuhkan karena beberapa hal yang dihadapi di Indonesia. Salah satunya adalah pengangguran yang juga menjadi masalah bagi gereja. Dalam konteks ini butuh seorang pemimpin Kristen yang mempunyai mimpi. Seorang pemimpin entrepreneur Kristen adalah seorang pemimpi yang hendak mewujudkan mimpinya menjadi kenyataan atau menjadi sukses di Indonesia. Seorang pemimpin yang melaksanakan kepemimpinan entrepreneur Kristen adalah seorang yang berani menciptakan peluang bagi orang lain di tengah-tengah masalah pengangguran. Dalam konteks pemahaman yang demikian maka hal-hal yang mendorong kepemimpinan entrepreneur Kristen adalah memahami realitas di Indonesia. Realitas itu dijelaskan sebagai berikut.

a.            Pengangguran terdidik meningkat

Penyajian mata kuliah diberikan kepada mahasiswa untuk menata kemampuan menciptakan peluang kerja yang memberi peluang bagi orang lain untuk memperbaiki kesejahteraan. Dalam hal ini seorang entrepreneur Kristen mesti memperhatikan realitas di Indonesia. Salah satu realitas yaitu kesulitan mendapat kerja sehingga mengakibatkan pengangguran. Hendro memakai istilah pengangguran terdidik. Menurutnya, salah satu realitas di Indonesia yang tidak dapat disangkal yakni Indonesia dihadapkan  pada bahaya atau ancaman pengangguran yang disebut dengan pengangguran terdidik yang semakin tinggi. Pengangguran adalah orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Banyak factor yang menyebabkan terjadinya pengangguran. Salah satu yakni jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang dapat menampung tenaga kerja. Pengangguran terdidik sebagaimana yang dimaksud di atas adalah seorang yang telah lulus pendidikan dan ingin mendapatkan pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Para penganggur terdidik umumnya dari kelompok masyarakat menengah keatas yang memungkinkan adanya jaminan kelangsungan hidup meski menganggur.[5]
Angka pengangguran pemuda terdidik mencapai 47,81 persen dari total angka pengangguran nasional. Lulusan perguruan tinggi yang diharapkan mendapat pekerjaan atau mampu menciptakan kerja ternyata tidak mampu mendapat pekerjaan dan menciptakan lapangan kerja. Apa yang terjadi yakni bahwa lulusan perguruan tinggi menduduki peringkat pengangguran terdidik tertinggi yaitu diperkirakan di level 5,8- 6,1 persen pada 2014 cukup realistis dengan asumsi pertumbuhan ekonomi dikisaran 6,8-7,2 persen dimana setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi dapat menciptakan lebih dari 350.000 kesempatan kerja. Beberapa penyebab antara lain perguruan tinggi merencanakan pengembangan pendidikan kurang selaras dengan perkembangan lapangan kerja.[6] Selain itu, pola pikir mahasiswa yang selalu ingin menjadi pekerja/pegawai. Paradigma yang dimiliki yakni setelah lulus kuliah, mencari pekerjaan bukan bisa membuat lapangan pekerjaan sendiri melalui wirausaha. [7] 
Ada sebagian yang saya hilangkan. Jika sudah dikopi paste maka jangan jadikan sebagai karya sendiri karena ini adalah karya saya.

b.         Mengurangi pengangguran
Faktor lain yang menyebabkan perlunya entrepreneurship Kristen adalah usaha untuk mengurangi pengangguran. Pengangguran tidak hanya ada di luar anggota jemaat tetapi juga dalam anggota jemaat. Gereja dari waktu ke waktu bergumul dalam menolong anggota jemaat yang tidak mempunyai pekerjaan. Salah satu ilmu yang dapat menolong kesadaran dan perwujudannya adalah entrepreneur. Entrepreneur bertujuan untuk mengurangi pengangguran. Walaupun demikian, para pengajar entrepreneur memperingatkan bahwa entrepreneur bukan merupakan ilmu ajaib yang mendatankan uang dalam sekejab (budaya instan yang melanda negeri ini), tetapi entrepreneur merupakan sebuah ilmu, seni, dan keterampilan untuk mengelola semua keterbatasan sumber daya, informasi, dan dana yang ada guna mempertahankan hidup, mencari nafkah atau meraih posisi puncak dalam karier melalui sebuah proses waktu yang relatif panjang. [9]
Bila satu orang lulusan perguruan tinggi menjadi wirausaha, maka kemungkinan ia akan mencari temannya sebagai patner dan mungkin salah satu temannya akan diajak untuk menjadi karyawan (bekerja kepadanya). Jika jumlah lulusan yang menjadi wirausaha adalah 10 %, maka yang akan bergabung dengannya bias menjadi 20 % ( satu partner dan satu karyawan). Dengan demikian jumlah pencari kerja angkatan tahun tersebut otomatis berkurang 30 %. [10]

c.          Tujuan dan manfaat entrepreneur 

ISINYA SAYA SIMPAN...........


3.      Kreativitas dan Inovasi dalam Entrepreneur Kristen
Tuhan adalah creator. Melalui firman-Nya segala yang ada dalam semesta ini tercipta (bnd. Kej.1). Oleh karena itu, seorang pemimpin Kristen yang menerapkan gaya kepemimpinan entrepreneur Kristen harus menyadari dan memiliki kemampuan dalam kreativitas dan inovasi. Kreativitas bukanlah semata-mata memecahkan masalah, tertapi menciptakan sesuatu yang lebih baik, orisinil, dan pemecahan masalah yang kreatif. Kreativitas juga merupakan cara mengoptimalkan dan menggunakan pengetahuan anda untuk mengatasi masalah yang belum ada jawaban yang pasti. Kreativitas adalah Kemampuan utama dan dasar menjadi kewirausahaan yang sukses,. Kreativitas adalah cara untuk menghasilkan kesuksesan dengan penciptaan ide, gagasan serta memunculkan  ide yang brilian. Kreativitas itu bisa dipelajari dan dilatih. Kreativitas merupakan kemampuan menggunakan cara yang berbeda dan lain dari yang orang lain lakukan. Kreativitas adalah kunci untuk merancang disain produk baru dan munculnya tegnologi baru. Tanpa kreatif berarti tidak ada penemuan.[13]
“Kreativitas seseorang bisa meletup takkala dihadapkan pada tantangan.” [14] Dalam hal ini tantangan yang dihadapi seseorang membuatnya memberdayakan imajinasi  untuk berpikir kreatif.  Kreativitas adalah kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan cara-cara baru dalam pemecahan masalah dan menemukan peluang. [15] Jadi, kunci sukses utama seorang setelah memutuskan untuk menjadi entrepreneur ialah berpikir kreatif. Tanpa kreativitas mimpi seorang entrepreneur hanyalah angan-angan saja. Berpikir kreatif harus memiliki dasar pola pikir kreatif. Hal ini dapat membantu memecahkan permasalahan guna menemukan solusinya.
Berpikir kreatif yaitu: (a) Menemukan gagasan, ide, peluang, dan inspirasi baru, (b) Mengubah masalah atau kesulitan dan kegagalan menjadi sebuah pemikiran yang cemerlang untuk langkah selanjutnya, (c) Menemukan solusi yang inovatif, (d) Menemukan suatukejadian yang belum pernah dialami atau yang pernah ada hingga menjadi sebuah penemuan baru, (e) Menemukan tegnologi baru, (f) Mengubah keterbatasan yang ada sebelumnya menjadi sebuah kekuatan atau keunggulan. [16]  

4.      Inovasi dalam entrepreneur Kristen
Maaf ISINYA SAYA SIMPAN ...... (rencana terbitkan buku)




[1] Kemampuan pemecahan Masalah seorang wirausaha, tersedia dalam, http://www.zainalhakim.web.id/kemampuan-pemecahan-masalah-seorang-wirausaha.html, diakses tanggal, 8/3 2015
[2] Kemampuan pemecahan Masalah seorang wirausaha, tersedia dalam, http://www.zainalhakim.web.id/kemampuan-pemecahan-masalah-seorang-wirausaha.html, diakses tanggal, 8/3 2015
[3] Kemampuan pemecahan Masalah seorang wirausaha, tersedia dalam, http://www.zainalhakim.web.id/kemampuan-pemecahan-masalah-seorang-wirausaha.html, diakses tanggal, 8/3 2015
[4] Kemampuan pemecahan Masalah seorang wirausaha, tersedia dalam, http://www.zainalhakim.web.id/kemampuan-pemecahan-masalah-seorang-wirausaha.html, diakses tanggal, 8/3 2015
[5] Jumlah pengangguran terdidik di Indonesia semakin meningkat,  tersedia dalam http://www.news.padek.co/detail/a/9820, diakses tanggal, 10/3 2015
[7] Jumlah pengangguran terdidik di Indonesia semakin meningkat,  tersedia dalam http://www.news.padek.co/detail/a/9820, diakses tanggal, 10/3 2015
[8]Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 5.
[9] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 5-6.
[10] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 5-6.
[11]Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 7-8
[12] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 17
[13] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 107
[14] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 103
[16] Hendro, Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan bagi Mahasiswa untuk Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis, (Jakarta: Erlangga, 2014), hlm. 105


0 comments:

Post a Comment